,

GMKI Manokwari Kecam Pembakaran Mahkota Cenderawasih

oleh -32 Dilihat

News Manokwari – Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Manokwari, Jhonison Derebi, mengecam keras tindakan pemusnahan mahkota Cenderawasih yang dilakukan dengan cara dibakar oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua pada Senin (20/10/2025).

Ia menilai tindakan tersebut tidak hanya tidak pantas, tetapi juga telah melukai perasaan dan melecehkan nilai-nilai budaya masyarakat adat Papua.

GMKI Manokwari Kecam Pembakaran Mahkota Cenderawasih - Tribunpapuabarat.com
GMKI Manokwari Kecam Pembakaran Mahkota Cenderawasih

Dinilai Lukai Martabat Budaya Papua

Menurut Jhonison, mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda hias, melainkan simbol kehormatan, jati diri, dan kebanggaan masyarakat Papua yang telah diwariskan secara turun-temurun. Karena itu, tindakan pembakaran tanpa mempertimbangkan nilai-nilai adat dianggap sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap kearifan lokal.

“Mahkota Cenderawasih adalah simbol sakral bagi orang Papua. Membakarnya sama saja dengan membakar identitas dan harga diri masyarakat adat,” tegas Jhonison dalam pernyataannya, Rabu (22/10/2025).

Ia meminta agar pihak BBKSDA Papua segera memberikan klarifikasi resmi kepada publik dan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua, khususnya komunitas adat yang merasa tersinggung dengan tindakan tersebut.

Baca Juga : Pendidikan Gratis di Manokwari Mulai Tahun Depan, Berikut Penjelasan Hermus Indou ‎


Seruan untuk Menghormati Nilai Adat dan Budaya

GMKI Manokwari menilai bahwa meski pemusnahan barang-barang yang berasal dari satwa dilindungi merupakan bagian dari prosedur hukum. Cara dan pendekatan yang digunakan harus mempertimbangkan aspek sosial dan budaya. Jhonison menegaskan, tindakan tersebut seharusnya bisa dilakukan dengan cara yang lebih menghormati nilai-nilai adat. Misalnya melalui musyawarah dengan tokoh adat atau pemimpin masyarakat setempat.

“Kami tidak menolak upaya penegakan hukum lingkungan, tapi semua proses harus dilakukan dengan pendekatan kultural. Jangan sampai alasan hukum justru menyinggung perasaan masyarakat yang sangat menghormati simbol-simbol budayanya,” ujarnya.


GMKI Dorong Evaluasi Kebijakan Konservasi

Lebih lanjut, GMKI Manokwari mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh BBKSDA dalam pengelolaan benda sitaan berbasis satwa dilindungi. Evaluasi itu dinilai penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Negara harus hadir dengan cara yang bijak dan menghormati nilai-nilai budaya lokal. Pelestarian lingkungan dan penghormatan terhadap kearifan lokal seharusnya berjalan beriringan,” tutup Jhonison.

Kasus pembakaran mahkota Cenderawasih ini kini mendapat sorotan luas dari berbagai kalangan di Papua Barat. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa tersebut menjadi momentum untuk memperkuat dialog antara lembaga konservasi dan masyarakat adat dalam menjaga kelestarian alam sekaligus martabat budaya Papua.

BRIMO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.