News Manokwari – Ikatan Pemuda Arfak (IPA) Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Papua Barat, mendesak agar kuota penerimaan calon Praja IPDN tahun 2025 di wilayah tersebut diprioritaskan 100 persen untuk anak-anak asli Arfak.

Ketua IPA Mansel, Maikel Inden, menyampaikan pernyataan itu saat menyerahkan pernyataan sikap kepada Ketua Aliansi Honorer Nasional Mansel, Joni Saiba, belum lama ini.
“Kami pertegas bahwa kuota IPDN 2025 untuk jalur Kabupaten Mansel hanya diperuntukkan bagi anak-anak asli Arfak. Ini demi menjaga dan memperjuangkan hak kami sebagai Orang Asli Papua (OAP),” tegas Maikel Inden.
Desakan tersebut merujuk pada ketentuan afirmatif dalam Undang-Undang Otonomi Khusus Papua (UU No. 2 Tahun 2021). IPA menilai jalur pendidikan kedinasan seperti IPDN harus menjadi bagian dari strategi peningkatan SDM lokal.
“Kami menghormati keberagaman, tapi kami minta seleksi IPDN Mansel tahun ini benar-benar diberikan untuk anak asli Arfak. Jalur CPNS dan PPPK sudah cukup banyak diakses teman-teman Nusantara,” tambah Maikel.
Ia menilai bahwa mengakomodasi peserta dari luar yang bukan anak asli Arfak dalam seleksi IPDN di Mansel berpotensi memicu konflik sosial dan mencerminkan pengabaian terhadap hak Orang Asli Papua (OAP).
Baca Juga : Kemenkum Papua Barat Dorong JDIH Aktif, Desa Sadar Hukum, dan Posbakum di Manokwari Selatan
Aliansi Honorer Nasional Dukung Aspirasi Pemuda Arfak
Ketua Aliansi Honorer Nasional Mansel, Joni Saiba, menyampaikan dukungan penuh terhadap aspirasi tersebut. Ia menyebut hal ini sebagai bentuk komitmen menjaga keadilan dan akses pendidikan strategis bagi generasi muda Arfak.
“Kami akan bawa aspirasi ini ke DPRK Mansel agar menjadi perhatian serius. Kami ingin pemerintah daerah melalui BKD bertindak selektif dan berpihak pada anak-anak Arfak,” kata Joni Saiba.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas suku untuk mendukung perjuangan masyarakat lokal. Terutama dalam sektor pendidikan formal dan kedinasan yang menentukan arah pembangunan daerah.